Tuesday, February 19, 2013

Kafir - Bangsa-bangsa di Luar Umat Allah


Paulus mengatakan kepada kita bahwa Kristus dinyatakan di dalam dirinya agar ia dapat memberitakan-Nya di antara orang kafir. Dalam terjemahan yang lain kita menemukan perkataan “Bangsa-bangsa Lain” yang digunakan gantinya “Kafir”. Tidak ada bedanya. Kedua perkataan itu digunakan secara bergantian dalam Alkitab bahasa Inggris, karena dimana saja kata-kata itu ditemukan, kata-kata itu diterjemahkan dari hanya satu kata bahasa Yunani, atau kalau itu di dalam Perjanjian Lama, dari kata bahasa Ibraninya. Mari kita perhatikan beberapa contoh.

Dalam I Korintus 12:2 kita membaca, “Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, (yaitu masih kafir) kami tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu.” Ini berasal dari kata yang menunnjukan bahwa kafir adalah penyembah berhala. Perhatikan bahwa orang-orang Korintus “adalah kafir”; mereka berhenti menyembah berhala ketika menjadi orang-orang Kristen.

Efesus 2:11, 12 “Karena itu ingatlah, bahwa dahulu kamu – sebagai orang-orang bukan Yahudi menurut daging, yang disebut orang-orang tak bersunat oleh mereka yang menamakan dirinya “sunat”, yaitu sunat lahiriah yang dikerjakan oleh tangan manusia; bahwa waktu itu kamu tanpa Kristus, tidak termasuk kewargaan Israel dan tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dalam dunia.” Sesungguhnya menjadi seorang kafir adalah berada dalam keadaan yang tidak perlu dicemburui.

Kita diberitahu bahwa “sejak semula Allah menunjukkan rahmat-Nya kepada...
bangsa-bangsa lain, yaitu dengan memilih suatu umat dari antara mereka bagi nama-Nya. Kisah 15:14. Dan Yakobus menunjuk kepada orang-orang percaya di Antiokhia dan dimana saja sebagai orang-orang yang “dari antara bangsa-bangsa lain berpaling kepada Allah”. Umat Allah dipanggil dari antara orang Kafir. Abraham, nenek moyang Israel, diambil dari antara orang-orang kafir (Yosus 24:2) sehingga seluruh Israerl telah diambil dari antar orang-orang kafir. Dengan demikian “ seluruh Israel akan diselamatkan” apabila segenap jumlah orang-orang kafir sudah masuk. Roma 11:25, 26.

Di dalam Mazmur 2:1-3 kita boleh membaca dengan sah “mengapa rusuh bangsa-bangsa (yaitu kafir), mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan dan yang diurapi-Nya (yaitu melawan Kristus, karena Kristus artinya “yang diurapi”,) sambil mengatakan, marilah kita memutuskan belenggu-belenggu mereka dan membuang tali-tali mereka daripada kita.” Betapa sering kita melihat hal ini digenapi oleh orang-orang yang dengan nada kemenangan berseru: “Tunjukkan kepadaku dimana orang-orang kafir diperintahkan untuk memelihara sepuluh hukum!” Ini berarti bahwa mereka menganggap diri mereka sebagai orang-orang kafir, dan dengan berpikir demikian berharap dapat membuang hukum-hukum Allah dari mereka. Orang-orang ini tidak menempatkan diri mereka dalam golongan terhormat. Memang benar orang-orang kafir tidak diperintahkan untuk memelihara hukum-hukum itu, karena hal tersebut tidaklah mungkin. Tetapi setelah mereka menerima Kristus dan hukum Roh kehidupan di dalam Dia, mereka berhenti menjadi orang kafir. Betapa besarnya keinginan Allah menyelamatkan orang-orang dari keadaan mereka yang kafir itu ditunjukkannya dengan mengutus rasul Paulus (belum lagi Kristus) untuk membawa mereka kepada diri-Nya sendiri.

Dari Buku “Kabar Kesukaan” hal. 43 - Dr. E.J. Waggoner

No comments:

Post a Comment