Wednesday, January 20, 2010

BENARKAH ADA PREDESTINASI

Ada kelompok-kelompok yang sangat mempercayai Predestinasi, yaitu Tuhan sudah menentukan kita secara individu-individu, yang kemudian menjadi kelompok umat yang selamat, dan hal ini telah ditetapkan oleh Tuhan, malahan sebelum dunia dijadikan.

Ayat inti yang dipakai adalah Efesus 1:4-5:

“Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, “ (LAI)

Dengan membaca ayat di atas, marilah kita merenungkan dengan dalam-dalam maksud dari ayat-ayat di atas dengan menanyakan beberapa pertanyaan agar hal ini lebih jelas.

1. Apakah umat Tuhan (yang disebut dengan kata “kita” dalam ayat 4) atau kelompok yang disebut anak-anak-Nya pada ayat 5, ini terbentuk karena Tuhan secara mutlak sudah memilih individu-individu yang akan diselamatkan, dan gabungan individu-individu inilah yang membentuk umat yang selamat.

2. Atau apakah umat Tuhan (yang disebut dengan kata “kita” dalam ayat 4) terbentuk karena Tuhan sudah menetapkan syarat-syarat sebagai umat pilihan-Nya, dan individu-individu yang memenuhi kondisi itu, pada akhirnya menjadi umat yang diselamatkan.

Marilah kita sekarang merenungkan perbedaan dari kedua konsep di atas.

1. Apakah Tuhan sudah menetapkan individu-individu untuk selamat, dan membentuk umat yang diselamatkan.

Paham ini menyatakan bahwa Tuhan mempunyai kekuasaan mutlak atau absolute, dan berhak untuk menentukan siapa yang selamat dan siapa yang tidak. Dengan kata lain, sebetulnya tidak ada kebebasan untuk memilih, karena apabila sudah ditetapkan untuk selamat, biarpun kehidupan kita jahat, toh akhirnya akan selamat, sebaliknya, bagi mereka yang sudah di takdirkan untuk tidak selamat, walaupun berdoa sampai lututnya hancur tetap tidak selamat.

Kalau paham ini yang kita pegang, maka implikasi paham ini adalah:

1. Bagi yang diselamatkan, mereka bersyukur kepada Tuhan, tetapi bagi yang tidak diselamatkan, mereka tidak akan bisa mengatakan bahwa Tuhan itu kasih dan adil, tetapi sebaliknya kejam dan pilih kasih (tidak adil).

2. Tuhan tidak menghargai hak pilih manusia (freedom of choice) yang justru inilah yang diberikan kepada manusia, pada saat menciptakan manusia. Tuhan bisa saja menciptakan Adam yang tidak bisa memilih untuk melawan Tuhan, tetapi walaupun dengan resiko yang besar, Tuhan justru memberikan hak pilih kepada Adam.

3. Jika pada akhirnya manusia tidak bebas memilih, maka sebetulnya Kristus tidak perlu menderita di kayu salib untuk menawarkan keselamatan atas pilihan manusia, sehingga kematian Kristus menjadi sia-sia, dan menjadi sandiwara kebohongan yang terbesar, karena sebetulnya tidak ada gunanya, toh manusia sudah ditetapkan selamat atau tidak.

4. Di sorga dalam waktu kekekalan, manusia hanya berbakti karena terpaksa dan bukan atas pilihan mereka, bukan atas pergumulan dan pilihan-pilihan yang dilakukan, tetapi walaupun bersyukur, pengalaman hidupnya akan berbeda, karena semua sudah ditentukan dari mulanya.

5. Hal ini bisa membuat seseorang berpikir, mengapa Tuhan tidak menjadikan robot-robot yang tampan dan cantik-cantik, yang kerjanya hanya bisa mengangguk-angguk saja, tanpa bisa berbuat dosa, toh kalau dibuat manusia yang bisa jatuh, pada akhirnya Tuhan yang menentukan sendiri, dan manusia hanya sebagai obyek atau boneka tanpa hak pilih, dan menunggu dalangnya untuk memainkan wayang atau bonekanya. Pilihan-pilihannya hanya sekedar pemanis drama kehidupan, tetapi tidak mempunyai dampak pada kehidupan akhir mereka. Yang ditakdirkan masuk surga, ya masuk surga, dan yang ditakdirkan masuk neraka, ya masuk neraka.

Dalam hal ini, maka tidak semua mulut akan mengatakan bahwa Tuhan itu adil dan kasih.

Berbeds jika manusia bisa memilih, dan dia memutuskan untuk memilih menolak Tuhan dan pada akhirnya binasa, paling tidak dia bisa mengatakan bahwa Tuhan itu adil, karena kematiannya adalah hasil dari pilihannya sendiri, bukan karena paksaan atau takdir Tuhan.

Sekarang marilah kita merenungkan point yang kedua

1. Ciri-ciri Umat Tuhan sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan, dan individu-individu yang memenuhi cirri-ciri ini, akan menjadi umat Tuhan, berdasarkan pilihan mereka.

Paham ini akan membuat kita berpendapat:

1. Tuhan menciptakan manusia dengan kebebasan memilih, dan sebelum dunia dijadikan, Tuhan sudah menetapkan bahwa jika manusia jatuh ke dalam dosa, maka Tuhan akan memberikan kesempatan kedua bagi manusia, dengan mengaruniakan anak-Nya yang tunggal untuk menjadi penebus manusia.

2. Tuhan menetapkan cirri-ciri atau syarat atau kondisinya, tetapi pilihan tetap pada individu-individu tersebut, dan syarat-syarat atau kondisi ini sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan.

3. Apabila manusia berdosa, Yesus akan menjadi manusia dan mati sebagai Penebus manusia, dan barangsiapa (siapa saja, whoever) percaya maka orang tersebut akan mendapatkan hidup kekal.

Yoh 3:16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Siapa saja, atau setiap orang yang percaya, tidak binasa, maka hal ini merupakan undangan terbuka, dan manusia mempunyai hak pilih untuk percaya atau tidak.

4. Individu-individu yang percaya, atas keputusan pribadi inilah yang memenuhi persyaratan, maka akan membentuk umat Tuhan.

Berikut ini adalah syarat-syaratnya:

1. Penentuan atau pemilihan kita sebagai umat-Nya, hanya berpusat kepada Kristus. Dengan kata lain hanya di dalam Dia, Allah memilih kita, atau menjadikan kita umat-Nya, diluar Kristus tidak ada keselamatan dan kita bukanlah umat-Nya.

Syarat ini sudah ditetapkan sebelum dunia dijadikan, yaitu barangsiapa yang percaya kepada Yesus, akan mendapatkan hidup yang kekal.

Inilah takdir itu, yaitu Tuhan telah menetapkan “KITA” yaitu orang yang beriman atau menerima pengorbanan Kristus menjadi anak-anak-Nya karena kita percaya kepada-Nya sesuai dengan Yoh 3:16.

Hal ini berlaku umum, dan Tuhan sudah menakdirkan bahwa semua yang percaya adalah anak-anak-Nya. Hal ini adalah suatu janji dan kepastian bagi setiap orang, bukan bagi orang yang dipilih saja.

Tuhan memilih atau menentukan sifat-sifat kelompok umat-Nya, tetapi kelompok ini terbentuk atas pilihan individu-individu.

Sebagai ilustrasi: Misalnya ada panitia mengumumkan bahwa orang-orang muda akan pergi mendaki kaki gunung Semeru yaitu ke Ranu Kumbolo, dengan syarat sbb:

1. Akan bermalam 1 malam

2. Berangkat hari Minggu tepat jam 5.00 pagi

3. Biaya per orang Rp. 100.000,-

4. Tenda dan selimut diusahakan masing-masing, tetapi disediakan Porter untuk membawa bekal kita.

5. Beras akan disediakan panitia, tetapi air minum masing-masing.

6. Dan kelompok ini dinamai “Pendaki Gunung Pemula”.

Inilah syarat-syarat atau sifat atau karakter atau kondisi, yang telah ditetapkan, tetapi panitia tidak menetapkan terlebih dahulu, bahwa Si A. boleh ikut, si B. tidak boleh ikut, si D. tidak boleh ikut, dan si C. boleh ikut.

Setiap individu bisa memutuskan apakah mau ikut atau tidak. Apakah bisa bangun jam 4.00 pagi dan berangkat jam 5.00. Apakah hari Minggu memang free atau ada janji yang lain. Apakah membayar Rp. 100.000,- tidak ada masalah, dan mengusahakan tenda dll, juga tidak masalah.

Pada saat individu-individu ini memutuskan untuk ikut dan telah memenuhi semua syaratnya, maka dia akan tergabung dalam kelompok “Pendaki Gunung Pemula”.

Dengan demikian Tuhan sudah menakdirkan atau memilih syarat-syarat umat-Nya, yaitu kita akan menjadi anak-anak-Nya jika kita memenuhi syaratnya, yaitu percaya atau menerima Kristus, dan hal ini sudah ditetapkan jauh sebelum dunia dijadikan.

Dengan pengertian ini marilah kita membaca ayat utama kita:

Efesus 1:4-5:

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (5) Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya, “ (LAI)

Jadi sebelum dunia ini dijadikan, maka Tuhan sudah menetapkan tujuan dari kelompok umat-Nya. Yaitu supaya kita kudus dan tak bercacat dihadapan-Nya. Kata “kita” disini bukanlah individu-individu, tetapi umat Tuhan, yaitu kelompok yang dengan sifat-sifat yang ada. dan hal ini hanya bisa terjadi di dalam Kristus sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya (ayat 5).

Mengapa disebut sesuai dengn kerelaan kehendak-Nya, karena hal ini dilakukan karena kasih-Nya. Manusia harus mati karena berdosa dan Tuhan tidak harus menebus, tetapi Tuhan MAU menebus karena kasih-Nya, malahan hal ni sudah dirancang, jauh sebelum manusia jatuh.

Dari rancangan-Nya inilah, maka individu-individu bisa MEMILIH sesuai dengan kebebasan memilihnya untuk PERCAYA dan menerima Dia.

2. Apabila hal ini yang terjadi, maka semua mulut akan bisa mengatakan bahwa Tuhan itu adil dan kasih, karena kalau kita selamat hal itu karena inisiatif Tuhan, dengan merencanakan Penebusan, yang dibayar dengan darah yang sangat mahal. (kalau darahnya Michael Jackson masih murah, dibanding dengan darah Pencipta jagad raya yang maha luas ini). Dan kalau kita TIDAK SELAMAT maka hal itu adalah karena keputusan kita sendiri, karena menolak jalan keselamatan yang disediakan.

3. Paham ini jelas bertolak belakan dengan Predestination, karena kalau predestination, maka kalau kita tidak selamat bukan karena pilihan atau kesalahan kita, tetapi karena tidak adilnya Tuhan, yaitu Tuhan yang pilih kasih.

Kalau begitu apakah PREDESTINASI itu?

Arti Predistinsi adalah “Menentukan sebelumnya” dan itu untuk maksud-maksud Allah dan didalamnya terkandung apa yang akan terjadi pada umat-Nya.

Tuhan sudah mempredestinasi umat-Nya (bukan individunya), yaitu bahwa sidang-Nya akan disucikan, akan dimuliakan, akan dijadikan serupa dengan Anak-Nya, akan dijadikan kudus dan tak bercela.

Dan hal-hal tersebut di atas itulah cirri-ciri yang sudah ditentukan oleh Tuhan, malahan tidak bisa di tawar lagi.

Tetapi dalam hal ini, Tuhan tidak melakukan Predestinasi, untuk pilihan-pilihan individu-individu, karena hal ini bergantung kepada keputusan masing-masing.

Sebagai ilustrasi agar lebih jelas, maka saya memakai analogi sebuah kapal yang berlayar ke sorga. Kapal itu (gereja) dipilih oleh Allah untuk menjadi milik-Nya sendiri. Kristus adalah Kapten dan Nahkoda kapal tersebut. Saya bisa bayangkan dengan kapal milih Tuhan, dan kapten serta nahkodanya Tuhan Yesus, pasti akan sampai di sorga. Dan Tuhan sudah melakukan predestinasi, bahwa sifat-sifat atau keadaan kapal itu, dan juga sudah ditentukan akan sampai di tujuan (sorga).

Kapal sudah disediakan, dan undangan disebar, barangsiapa mau ikut ke sorga, maka setiap orang bisa ikut dengan karcis atau tiketnya IMAN. (Tetapi iman yang hidup kepada Kristus lho). Oleh iman itu mereka dapat naik ke kapal tersebut. Selama mereka berada di kapal, mereka inilah orang-orang terpilih, karena memang dari dulu sejak sebelum dunia dijadikan sudah disebutkan, mereka yang beriman kepada Kristus adalah umat pilihan. Inilah predestinasi itu, yaitu siapa yang tergabung dalam kapal itu adalah umat pilihan. Jadi kalau kita tinggal di kapal, dengan nahkodanya Tuhan Yesus, maka sudah dipastikan kita akan mencapai predestinasi Tuhan, yaitu kudus, tidak bercela, selamat dsb.

Jika kita memilih untuk meninggalkan kapal, maka kita bukan lagi menjadi orang terpilih, karena umat pilihan Tuhan ini hanya terjadi dan sangat tegantung kepada hubungan pribadi umat-Nya dengan Kapten atau Tuhan Yesus sendiri.

Tuhan mengundang semua orang untuk naik ke kapal keselamatan-Nya oleh iman, sesuai dengan Yoh 3:16. – Setiap orang yang percaya tidak akan binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Dan kalau dicerna, maka ayat besar kita yaitu Yoh 3:16 TIDAK MENGATAKAN. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang telah ditentukan untuk tidak binasa, akan beroleh hidup yang kekal.

Justru himbauan atau undangan kepada setiap orang untuk percaya.

Mudah-mudahan dapat menjadi bahan renungan tambahan

David Elisafan – Malang, 28 October 2009

No comments:

Post a Comment