Wednesday, January 20, 2010

KASIH DAN KEADILAN TUHAN DALAM MEBINASAKAN MANUSIA

Sering sekali seseorang bertanya, mengapa Tuhan dalam Perjanjian Lama dan Tuhan dalam Perjanjian Baru berbeda.

Tuhan dalam Perjanjian Baru memerintahkan “Kasihilah Musuhmu”, sedangkan Tuhan dalam Perjanjian Lama bersabda “Bunuhlah Musuhmu.”

Apakah sifat Tuhan berubah, sehingga kata-kata yang mengatakan “Tuhan tidak berubah”, tidak bisa diaplikasikan kepada Tuhan kita.

Lebih dalam lagi, bisa-bisa seseorang mengatakan bahwa “INJIL KESELAMATAN” berbeda, bukan lagi “THE EVERLASTING GOSPEL” atau “INJIL YANG KEKAL”, melainkan “INJIL SESUAI ZAMAN.”

Di dalam memandang masalah pembantaian manusia, baik secara langsung ataupun tidak langsung oleh Tuhan, maka kita harus melihat bukan saja peristiwa di luarnya saja yang terjadi, tetapi di balik semua itu.

Sebagai “LANDASAN UTAMA” marilah kita merenungkan hal-hal dibawah ini:

1. Tuhan itu Maha Kasih - dan ini adalah sifat Tuhan yang menonjol yang dinyatakan kepada kita, dan termasuk Tuhan yang Panjang Sabar. Hal ini dinyatakan pada saat Musa ingin bertanya mengenai Nama (sifat) Tuhan.

Kel 34:6 Berjalanlah TUHAN lewat dari depannya dan berseru: "TUHAN, TUHAN, Allah penyayang dan pengasih, panjang sabar, berlimpah kasih-Nya dan setia-Nya,

Kel 34:7 yang meneguhkan kasih setia-Nya kepada beribu-ribu orang, yang mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa; tetapi tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya dan cucunya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat."

Bukan saja melalui peristiwa ini, tetapi dari mulanya pada saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, Tuhan mencari mereka, dan memberikan jalan kelepasan yang tidak bisa direnungkan oleh manusia.

Allah memberikan Anak-Nya yang tunggal, bukan meminjamkan, tetapi memberikan. Yesus tetap memakai kemanusiaan dan tidak bisa berada dimana-mana pada saat yang sama, dan Dia kehilangan hal ini demi keselamatan manusia yang berdosa ini.

Marilah kita merenungkan sedikit bagian ini agar kita bisa menyadari ‘KASIH TUHAN BAGI MANUSIA.”

Berapa banyak Galaksi yang bisa dilihat oleh Hubble Telecope – lebih dari 100 milyar Galaksi, malahan dengan simulasi super computer di Jerman bisa melebihi 500 milyar Galaksi. Berapa banyak bintang di satu Galaksi, contohnya Galaksi kita Bima Sakti, diperkirakan ada 400 milyar bintang atau matahari. Besarnya matahari kita adalah 1.300.000 kali bumi. Dengan demikian besarnya jagat raya ini, tidak bisa dipikirkan oleh manusia. Matahari kita ini kecil dibandingkan dengan bintang-bintang yang lain, seperti Rigel, atau Betelgeuse, tetapi sudah sangat besar, dan hanya 1 di antara 400 milyar di Bima Sakti padahal ada lebih dari 500 milyar galaksi. Jarak antar bintang dan galaksi saja di luar jangkauan manusia

Tangan yang menciptakan semua ini, yang begitu berkuasa, dan mulianya tidak terkirakan, inilah yang dikaruniakan kepada kita, dan mati tersiksa di kayu salib. Semua malaikat heran melihat Panglima besarnya, Pencipta yang maha mulia, Tuhan semesta alam, mati di tangan manusia yang sebetulnya sudah seharusnya mati karena berdosa. Hanya karena kasih Allah inilah maka rencana keselamatan dibuat, dan ditujukan kepada manusia, walaupun harus mengorbankan Anak-Nya yang tunggal.

Kalau Michael Jackson mati, maka petinya dari emas, rasanya seluruh dunia kehilangan, dan darahnya sepertinya begitu mahal, demikianjuga Lady Di pada saat mati, yang dielu-elukan seluruh dunia, tetapi Yesus yang darah-Nya adalah darah Pencipta yang mulia mati, tidak banyak yang menangisinya. Tetapi masih banyak yang meragukan kasih-Nya dan kasih Bapa-Nya.

2. Tuhan itu Maha Adil – Orang yang berdosa harus mati, dan orang jahat harus menerima akibat hukumannya.

Inilah adalah salah satu sifat Tuhan yang tetap harus dijunjung. Tanpa keadilan maka pemerintahan Tuhan akan hancur. Mungkin tidak hancur dalam arti fisik, tetapi hancur dalam makna. Kalau selama-lamanya (bukan 100 tahun atau 1 triliun tahun, tetapi selama-lamanya) kita berbakti karena takut, karena tidak ada keadilan dan kasih, maka kita tidak akan kerasan di sorga. Kalau berbakti karena takut selama-lamanya, maka hal ini bukanlah menjadi kesenangan, tetapi beban yang tidak berani diucapkan.

Keadlian-Nya inilah yang menjamin hak-hak setiap mahluk ciptaan-Nya.

3. Tuhan tidak menghendaki kematian seorang Fasik pun. – Apabila Tuhan sudah rela memberikan Anak-Nya yang tunggal untuk umat manusia, dan Dia rindu agar manusia beriman atau menerima Anugerah ini, serta imannya bekerja oleh kasih, sehingga mengubahkan umat-Nya, dan menjadi penurut, maka hal ini juga harus kita percayai dengan landasan yang benar.

4. Masih banyak sifat-sifat Tuhan yang lain, tetapi kita batasi saja kepada ketiga sifat di atas sebagai LANDASAN untuk membahas apakah Tuhan itu Teroris, dan Mengapa meminta orang Israel untuk membunuh.

Saya mulai dengan sifat Tuhan, pada beberapa peristiwa:

Peristiwa kehancuran Sodom dan Gomora: Kita tahu bahwa Abraham melakukan tawar menawar mulai dari 50 sampai 10 orang benar (Kej 18). Dan jawaban Tuhan: Kej 18:32 Katanya: "Janganlah kiranya Tuhan murka, kalau aku berkata lagi sekali ini saja. Sekiranya sepuluh didapati di sana?" Firman-Nya: "Aku tidak akan memusnahkannya karena yang sepuluh itu."

Dengan demikian tidak ada orang yang benar selain Lut, dan kedua anaknya perempuan, sebab istrinya pun menjadi tiang garam.

Kalau masih ada jiwa-jiwa yang mungkin untuk bertobat, Tuhan tidak akan menghancurkan Sodom dan Gomora, tetapi Tuhan tahu bahwa pikiran mereka JAHAT SEMATA-MATA (Baca ceritanya keinginan orang Sodom terhadap tamu atau malaikat Tuhan).

Orang-orang Sodom adalah orang-orang jahat yang cawan kejahatannya sudah penuh. Tidak ada lagi pikiran di hati mereka untuk bertobat, sehingga mati sekarang atau nanti akan sama saja, dan dalam KASIH DAN KEADILANNYA, maka Tuhan membinasakan mereka.

Dalam KEADILANYA, karena mereka memang orang JAHAT yang sudah sepantasnya untuk menerima HUKUMAN.

Dalam KASIHNYA, karena Tuhan ingin menyelamatkan umat-Nya, agar rencana keselamatan bisa sampai kepada generasi berikutnya, atau belajar dari pengalaman Sodom dasn Gomora, agar kita pada akhirnya bisa selamat.

Ingat peristiwa Air Bah. Terbukti bahwa Tuhan benar dalam memusnahkan manusia yang hanya jahat semata-mata. 120 tahun Nuh menghimbau, tetapi terbukti TIDAK ADA YANG MENGHIRAUKAN PANGGILAN INI, karena HATI MEREKA ADALAH JAHAT SEMATA-MATA.

Tetapi dalam Kasih-Nya yang besar, Tuhan ingin agar manusia bisa selamat (yaitu saudara dan saya), maka Tuhan menyelamatkan Nuh dari kejahatan dunia.

Untuk menekankan kerinduan Tuhan dalam menyelamatkan manusia yang jahat, maka kita tahu dalam peristiwa Yunus dan Niniwe. Yunus sebetulnya ingin orang Asyria dimusnahkan karena beigu jahatnya. Saya pribadi (pendapat pribadi), percaya bahwa nenek moyang Yunus banyak yang dianiaya oleh orang Asyria, dan Yunus senang kalau hukuman itu tertimpa mereka, tetapi sejahat-jahatnya manusia, kalau masih ada kesempatan untuk bertobat Tuhan justru yang lebih mengutamakan keselamatan manusia.

Yun 4:8-11 Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia lesu dan berharap supaya mati, katanya: "Lebih baiklah aku mati dari pada hidup." (9 ) Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: "Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?" Jawabnya: "Selayaknyalah aku marah sampai mati." (10) Lalu Allah berfirman: "Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula. (11) Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?"

Jadi kita tetapkan dulu sifat Tuhan.

Yeh 18:32 Sebab Aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya, demikianlah firman Tuhan ALLAH. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!"

Eze 33:11 Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?

2Pet 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

Sekarang mengarah kepada JAWABAN dari pertanyaan Apakah Tuhan Teroris.

Jika Tuhan tidak menghendaki seorang jahatpun BINASA, melainkan merindukan “PERTOBATAN” agar bisa selamat. Pada saat Tuhan mengetahui bahwa bangsa-bangsa di sekitar Israel yang terkenal jahatnya harus dibinasakan, apakah Tuhan dengan senyum kepuasan membunuh mereka semua, ataukah dengan HATI YANG HANCUR, karena MANUSIA TIDAK MENGHARGAI KASIH DAN PENGORBANANNYA SAMPAI MENYERAHKAN ANAKNYA YANG TUNGGAL.

Renungkan dalam-dalam akan hal ini. Tuhan terpaksa melakukan AMPUTASI, untuk menyelamatkan UMATNYA, agar rencana keselamatan bisa sampai kepada umat manusia.

JANGAN LUPA dalam pertentangan besar antara TUHAN dan SETAN, maka SETAN akan berusaha menghancurkan UMAT TUHAN dan juga MENGHANCURKAN KRISTUS.

Wah 12:4 Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

Di dalam kasih dan keadilan-Nya Tuhan terpaksa berbuat demikian, dan jika kita hanya melihat dari luarnya saja, tampaknya Tuhan itu teroris. Tetapi apabila anda mengerti hati Tuhan, maka jiwa kita akan hancur karena ketegartengkukan manusia, sehingga memaksa Tuhan melakukan sesuai dengan Kasih dan Keadilan-Nya.

Masih segar dalam ingatan kita seorang bernama Ramlan, yang terimpa balok 6 ton, pada saat gempa bumi di Padang, dan setelah ditinggal teman-temannya menyelamatkan diri, akhirnya 4 atau 6 (saya lupa) temannya datang kembali, dan mencoba mengangkat balok 6 ton, tetapi tidak bergerak sama sekali, dan akhirnya untuk menyelamatkan diri, dia meminta teman-temannya untuk memotong kakinya, tetapi teman-temannya tidak tega, akhirnya demi menyelamatkan dirinya, dia harus memotong kakinya sendiri.

Jangan dikira, Ramlan senang dan puas dengan amputasi ini. Pasti dilakukan dengan SAKIT DAN SEDIH. Demikianlah Tuhan harus melakukan-Nya dengan kesedihan yang sangat dalam. Kejahatan kitalah (manusia) yang memaksa Tuhan melakukan hal itu.

PERTANYAAN KEDUA: MENGAPA HARUS ORANG ISRAEL.

Kel 3:8 Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

Inilah rencana Tuhan untuk melepaskan umat Israel dari penindasan Mesir yang kejam, agar bisa berbakti kepada Tuhan, termasuk menyucikan hari Sabat.

Pada saat itu, bangsa-bangsa itu kejam dan bengis, dan motonya adalah “killed or to be killed”. Kalau orang Israel tidak melenyapkan mereka, maka orang Israellah yang dilenyapkan, dan termasuk Rencana Keselamatan melalui pengorbanan anak domba. Walaupun pada akhirnya Israel dengan sangat disesalkan menolak Tuhan, tetapi Tuhan tetap setia pada janji-Nya.

Tuhan membelokkan arah perjalanan orang Israel ke Padang Haran yang lebih sukar, karena kalau melalui jalan bangsa Filistin, Tuhan tahu bahwa orang Israel belum siap untuk beperang (membela diri). Dan untuk bisa tetap hidup (exist), maka bangsa Israel harus bisa mempertahankan diri, dan salah satu cara mempertahankan diri, adalah dengan MEMBUNUH musuh-musuhnya. Saya pribadi merasa bahwa lebih nyaman bagi orang Israel untuk bercocok tanam, dan membangun, tetapi kita tahu, membangunpun harus membawa senjata, karena setiap saat diserang oleh musuh.

Neh 4:17 yang membangun di tembok. Orang-orang yang memikul dan mengangkut melakukan pekerjaannya dengan satu tangan dan dengan tangan yang lain mereka memegang senjata.

Disamping itu ada pelajaran kerohanian yang perlu disimak dari peristiwa ini.

Orang Israel harus juga menurut apa yang diperintahkan Tuhan.

Memang sangat nyaman kalau semua sudah dilakukan Tuhan, dan kita terima saja tanpa harus bergumul.

Semua orang mau menjadikan Kristus sebagai Juruselamat, tetapi tidak mau menjadikan Dia sebagai Raja, yang harus kita ikuti perintah-Nya.

Tetapi Tuhan meminta orang Israel untuk meletakkan darah di daun pintu, sebagai tanda iman mereka. Ny. White mengatakan, tidak cukup bahwa domba itu hanya disembelih, tetapi darahnya harus dibubuhkan pada tiang pintu. Tidak cukup Kristus mati di kayu salib, tetapi harus kita terima dalam kehidupan pribadi.

Oleh sebab itu Yoh 15:4 Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku.

Gampang untuk tinggal di dalam Dia, karena dengan berdoa, belajar firman-Nya, mengabar Injil, kita tinggal di dalam Dia, tetapi membiarkan Dia tinggal di hati kita, bukan masalah mudah, membiarkan hanya kehendak Dia yang kita jalankan bukanlah hal yang mudah.

Israel harus balajar untuk menuruti Tuhan demi kelangsungan hidup mereka, walaupun harus melakukan PEMBANTAIAN, kalau kita memakai istilah yang kasar dan keras.

Dan sebagai mana juga disebutkan pada zaman itu adalah zaman Teokrasi, dan Tuhan langsung membunuh mereka yang memang dalam hatinya tegar tengkuk dan tidak percaya.

2Sam 6:7 Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Allah membunuh dia di sana karena keteledorannya itu; ia mati di sana dekat tabut Allah itu.

Lebih enak kita, karena kita tidak hidup pada masa Teokrasi, walaupun ada enaknya melihat pimpinan Tuhan langsung melalui tiang awan dan api, dan membelah laut, tetapi kita harus hidup serius tidak main-main.

Kemudian pertanyaan berikutnya: “Kenapa harus dimusnahkan.

Kalau tidak dimusnahkan, maka akan timbul dua masalah. Kita harus jujur, bahwa kita berhubungan dengan orang yang disebut sebagai orang yang jahat dalam arti kata, tidak mempercayai Tuhan.

Pada masa itu perang silih berganti, antara Israel, Filistin, Amalek dan melewati beberapa generasi.

Pengaruh yang ada adalah dua:

  1. Israel terkontaminasi melalui peleburan dan perkawinan
  2. Israel selalu menghadapi masalah balas dendam, sehingga kehidupan mereka selalu dirongrong dengan ketidak pastian. Dan Tuhan mengapa hanya yang wanita perawan saja yang dibiarkan hidup, karena turunan mereka menjadi turunan Israel, bukan turunan musuh Israel.

Demikianlah ikut-ikutan nimbrung saya, dan saya harus akui, kalau diuraikan lebih dalam akan lebih panjang lagi, tetapi biarlah hal ini bisa menjadi bahan renungan tambahan.

David Elisafan – Malang 26 October 2009

No comments:

Post a Comment