Tuesday, May 29, 2012

Raja & Pengemis


Seorang raja beserta pengiringnya berpapasan dengan seorang pengemis.

Sang raja menyapa pengemis ini:
“Apa yg engkau minta?”

Si pengemis berkata:
“Tuanku bertanya, seakan² anda mampu”.

Sang raja merasa tertantang, “Tentu saja aku mampu!"

Jawablah si pengemis, “Jangan Sembarangan berjanji Tuan”.

Rupanya dia bukan sembarang pengemis.

Namun raja tidak merasakan hal itu.

Timbul rasa angkuh & tak senang pada diri raja.

“Apapun juga! Aku orang kaya-raya”.

Si pengemis itu mengeluarkan mangkuknya:
“Tuanku tolong isi ini dengan emas hingga penuh”.

Raja menjadi geram.
Segera ia memerintahkan bendahara utk mengisi penuh mangkuk dengan emas!

Anehnya, emas dalam pundi² besar itu tidak dapat mengisi penuh mangkuk.

Bahkan seluruh perbendaharaan kerajaan: emas, intan berlian dan lain lain
telah habis dilahap mangkuk sedekah itu. Mangkuk itu seolah tanpa dasar,
berlubang.

Akhirnya sang raja jatuh bersimpuh di kaki si pengemis.
Terbata² ia bertanya, “Tolong jelaskan terbuat dari apakah mangkuk ini?”

Pengemis itu menjawab sambil tersenyum, “Mangkuk itu terbuat dari keinginan
manusia yang tanpa batas. Itulah yang mendorong manusia senantiasa bergelut
dalam hidupnya.

Ada kegembiraan, gairah memuncak di hati, pengalaman kala engkau
menginginkan sesuatu. Ketika akhirnya engkau telah
mendapatkan keinginan itu, semua yang telah kau dapatkan itu, seolah tidak
ada lagi artinya bagimu. Semuanya hilang ibarat emas intan berlian yang
masuk dalam mangkuk yang tak beralas itu.

Begitu saja seterusnya, selalu kemudian datang keinginan baru. Orang tidak
pernah merasa puas. 'Power tends to corrupt'
kekuasaan cenderung untuk berlaku tamak”.

Raja itu bertanya lagi , “Adakah cara untuk dapat menutup alas mangkuk itu?”

“Tentu ada, yaitu rasa syukur kepada Tuhan.
Jika engkau pandai bersyukur, Tuhan akan menambah berkat padamu.”, ucap sang
pengemis itu.


From:

No comments:

Post a Comment